Kecepatan dan Energivora


Sejak Adam dan Hawa diturunkan dari surga, anak cucunya hingga sekarang tiada hentinya mengeksploitasi kekayaan alam didaratan maupun dilautan. Pada mulanya eksploitasi ini masih menggunakan energi yang terbatas dari kekuatan tubuh manusia. Interaksi sosial yang kemudian terjalin dari individu-individu membutuhkan proses perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya. Namun dengan menggunakan kekuatan tubuhnya yang terbatas, perpindahan ini tentu saja dibatasi oleh waktu dan tempat. Waktu yang singkat dan daerah yang sempit adalah hasil pergerakan manusia dengan menggunakan kekuatan tubuh tersebut. Manusia yang tidak pernah puas selalu mencari cara untuk mengalahkan bumi ini. Dengan kekuatan otaknya, mereka berhasil memanfaatkan energi angin dan membuat kapal-kapal indah dijamannya untuk mengarungi samudera luas dan mencari dunia baru. Masih kita ingat bagaimana perjalanan maritim luar biasa ibnu Batutta dari Tanger (Maroko) hingga ke Sumatera (Indonesia) untuk mengunjungi negara-negara Islam pada waktu itu. Tidak kita lupakan juga perjalanan Marco Polo seorang Italia yang mengarungi samudera hingga ke China dan Mongolia. Semua perjalanan itu mereka lakukan disekitar abad 13-14. Aksi mereka segera diikuti oleh pengembara-pengembara lainnya seperti Magelan, Vasco de Gama dan tentu saja Colombus sang penemu benua Amerika.

Revolusi industri pada abad 18 menjadi tonggak sejarah perubahan tekhnologi, sosio ekonomi serta budaya. Perubahan ini ditandai dengan pergantian tenaga manusia dengan mesin untuk keperluan industri. Batubara yang sudah dikenal sebagai sumber energi utama pada masa itu berperan besar dalam periode revolusi industri. Mulai digunakan sebagai bahan bakar mesin industri, batubara kemudian dimanfaatkan sebagai bahan bakar kapal uap dan kereta api. Revolusi ini menyebar cepat hampir keseluruh negara di dunia waktu itu dan kondisi ini dapat disetarakan dengan masa perubahan budaya nomaden manusia menjadi budaya bertani.

4 revolusi besar teknologi transportasi

Les armées de Napoléon se déplaçaient à la même vitesse que celle de Jules César (Paul Valéry).

Pasukan Napoleon bergerak dengan kecepatan yang sama dibandingkan dengan pasukan Julius Cesar (Paul Valéry)

Kutipan tersebut berasal dari Paul Valéry, seorang penulis Perancis. Kecepatan adalah kunci utama keberhasilan dalam suatu pertempuran dan menjadi dewa penolong bagi seluruh pasukan. Bergerak dengan kecepatan tinggi merupakan hal yang sangat diidamkan oleh seluruh manusia untuk menjelajahi bumi. Revolusi teknologi transportasi yang dimulai pada awal abad ke 19 menjadikan manusia tidak takut untuk menjelajahi daratan, lautan yang begitu luas serta udara dan hampa udara yang tidak berbatas.

Revolusi teknologi transportasi pertama diawali dengan menggunakan kapal mengusuri sungai dan kanal. Jika kita perhatikan dengan seksama, kota-kota tua didunia banyak terletak disekitar sungai atau bibir pantai. Sungai dan kanal menjadi bagian yang sangat penting dalam menggerakkan roda perekonomian kota-kota tersebut. Namun seiring dengan berkembangnya suatu kota, kebutuhan prasarana jalan tidak terbantahkan.

Revolusi kedua teknologi transportasi ditandai dengan munculnya moda kereta api. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia untuk bergerak didaratan yang begitu luas, akhirnya mereka mencoba menciptakan moda transportasi yang dapat bergerak cepat dan nyaman. Usaha ini menghasilkan moda kereta api yang berhasil menggantikan fungsi kereta berkuda. Dengan menggunakan kereta berkuda, pada tahun 1830 terdapat sekitar 20 juta pergerakan manusia di Paris. Sekitar 50 tahun kemudian, dengan bertumpu pada moda kereta api jumlah pergerakan tersebut menjadi 160 juta.

Awal abad 20 menjadi periode yang spesial bagi sejarah manusia. Kemunculan moda transportasi darat lain yaitu berupa mobil berperan besar dalam perubahan sosio ekonomi hampir seluruh negara didunia. kecepatan mobil boleh dikatakan masih dibawah kereta api, namun dengan fleksibiltas yang dimilikinya, mobil menjadi sarana transportasi yang luxe. Tanpa butuh waktu tunggu, waktu transfer dengan kendaraan lain, lebih memberikan otonomi dan dapat digunakan kapan saja, mobil menciptakan candu bagi para penggunanya.

Revolusi keempat teknologi transportasi ditandai dengan munculnya pesawat udara diakhir tahun 30-an. Dirintis oleh DC3 tahun 1935 dengan 21 penumpang dan kecepatan 350 km/jam, revolusi ini berlanjut dengan kemunculan boing 747 pada tahun 1969 dengan 500 penumpang dan kecepatan sekitar 900 km/jam. Rekor kecepatan tertinggi pesawat komersial masih dipegang oleh concorde dengan kecepatan yang mencapai 2000 km/jam. A380 yang dipakai pertama kali tahun 2009, adalah pesawat komersial pertama yang mampu menampung lebih dari 800 penumpang (asumsi semua tempat duduk kelas ekonomi).

Manusia energivora

Konsumsi bahan bakar minyak (bbm) terkonsentrasi secara luar biasa dinegara maju. Dengan jumlah penduduk yang hanya sekitar 16% dari total populasi manusia dunia, negara-negara maju mengkonsumsi 64% dari total bbm yang tersedia. Sedangkan negara berkembang yang penduduknya sekitar 76% dari total penduduk bumi hanya menghabiskan 19% total bbm dunia. Negara pecahan Uni Soviet yang mempunyai populasi sekitar 8%, menghabiskan sekitar 17% persedian bbm dunia (Orfeuil, 2000).

Sektor transportasi mengkonsumsi bbm 4 kali lebih tinggi dibandingkan 40 tahun yang lalu. Evolusi ini banyak diakibatkan oleh munculnya gelombang penggunaan kendaraan bermotor diseluruh negara di dunia (Gelombang penggunaan kendaraan bermotor muncul di Eropa sekitar tahun 50, di Jepang sekitar tahun 60, negara-negara berkembang sekitar tahun 70). Selain itu munculnya globalisasi menyebabkan sektor transportasi udara dan laut menikmati juga ledakan pergerakan penumpang dan barang. Ledakan ini tentu saja membutuhkan jumlah armada yang sangat besar dan sangat membutuhkan ketersedian bbm.

Saat ini, tidak ada seorangpun manusia didunia ini yang tidak bergerak. Hampir seluruh pergerakan manusia tersebut bergantung dari sarana transportasi yang haus akan bahan bakar minyak. Manusia yang selama ini dikenal sebagai kelompok makhluk omnivora (pemakan segala : tumbuhan dan hewan) telah bertransformasi menjadi spesies yang energivora (pemakan energi/sangat tergantung dengan bahan bakar minyak).

Masa depan

Menyikapi kondisi yang terjadi, manusia yang telah menciptakan pada saat yang sama “kenyamanan dan masalah” untuk dirinya sendiri pasti akan bereaksi untuk menangkal masalah tersebut. Tidak ada penyakit yang tidak ada obatnya!

2 pendekatan utama perlu segera diterapkan diseluruh negara didunia untuk mengurangi Ketergantungan manusia akan bahan bakar khususnya disektor transportasi.

Yang pertama adalah pendekatan secara institusional. Dalam pendekatan ini aksi-aksi yang perlu dilakukan antara lain: pembuatan peraturan tentang tata ruang yang terintegrasi dengan sistem transportasi, penerapan kebijakan fiskal disektor transportasi, pembuatan peraturan tentang standarisasi kendaraan bermotor yang berwawasan lingkungan serta tidak lupa penerapan angkutan umum massal dikota-kota besar dunia.

Sedangkan pendekatan yang kedua bersifat ke arah teknologi. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam pendekatan teknologi ini adalah dengan mengintegrasikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem transportasi. Misalkan pengaturan kecepatan kendaraan di jalan, penggunaan GPS dalam menentukan rute tercepat, penggunaan radar anti kecelakaan, pengaturan persimpangan dan masih banyak lainnya. Tentu saja diharapkan penggunaan teknologi informasi ini dapat memberikan efisiensi dalam penggunaan bahan bakar dan memberikan kenyamanan serta keselamatan bagi pelaku perjalanan. Pendekatan teknologi yang kedua, bersifat wajib, adalah berupaya melakukan perbaikan teknologi kendaraan bermotor dan diversifikasi penggunaan bahan bakar. Misal dengan produksi massal kendaraan listrik untuk menggantikan kendaraan konvensional yang ada saat ini.

L’histoire se répète!

Sejarah akan terus berulang!

Kehancuran suatu kaum seringkali diakibatkan akan kesombongan kaum tersebut dalam mengeksplorasi alam yang terlalu berlebihan. Energivora yang telah muncul didalam diri manusia haruslah disikapi dengan hati-hati dan bijak. Bermula dari diri sendirilah perubahan-perubahan kecil harus segera dilakukan dalam menyelamatkan planet bumi kita. Semoga perbaikan-perbaikan kecil yang kita lakukan dapat menjauhi kita dari kehancuran seperti yang ditimpakan kepada kaum Aad maupun kaum Tsamud.


Ditulis oleh Hananto Prakoso

Komentar

Postingan Populer